Sabtu, 01 September 2018

MOZAIK KAJIAN ISLAM DI INDONESIA

Judul tulisan di atas merupakan judul buku kami terbaru, yang merupakan bunga rampai, dan hasil karya 6 orang, yakni Syahbudi Rachim, Arhanudin Salim, Nova effenty Muhammad, Iksan Kamil Sahri dan saya sendiri. setelah melalui proses panjang, akhirnya buku tersebut di launching kemarin pada hari Rabu, tanggal 29 Agustus di Kedutaan Besar Australia, Patra Kuningan, Jakarta Selatan. tepat pukul 11.30 acara book lunch dilaksanakan dengan serangkaian acara sebagai berikut, pertama sambutan dari kedubes Australia, lalu dilanjutkan sambutan dari litbang kemenag Bapak Moch Zain, kemudian Bapak Greg Fealy dan terakhir sambutan Sally White. Sally White lalu memperkenalkan kami yang alumni PIES 2015, dan meminta kami maju ke depan satu persatu dan acara dilanjutkan dengan foto bersama. Setelah itu kami berenam diminta berkumpul untuk press conference. lalu acara santai, bincang-bincang akademik sembari makan siang. Di sela-sela itu kami pun satu persatu diminta untuk menceritakan pengalaman masing-masing selama belajar di negeri seberang sembari di shooting. Diantaranya adalah bercerita tentang tempat nongkrong  atau ngopi favorite, pengalaman jikalau kangen masakan Indonesia, dan tentang kesan-kesan menjadi seorang muslim di negeri Kanguru. 

Ketika menceritakan bagaimana menjadi seorang muslim di negeri orang yang mayoritas non muslim inilah bagi saya yang sangat menarik. Teringat kembali, seolah-olah memory kembali berputar di kepala, tentang bagaimana Prof Greg Fealy selaku kepala departement PSC (Politic and Sosial Science) kampus tempat kami belajar, begitu meriah menyelenggarakan ifthar bersama, atau BUKBER (buka bersama) pada bulan suci Ramadhan. Tentu saja hal itu, membuat saya sangat terkesan. sebagai seorang minoritas di negeri itu, saya merasakan betul-betul dihargai eksistensi sekaligus akidah kami. Seluruh teman-teman yang berada di kampus itu terlibat, walaupun mereka bukan beragama Islam. Masing-masing sibuk membawa makanan khas negara mereka masing-masing. Suasana ramai dan meriah sekali, selain ada pides, makanan khas Turki, semacam pizza, makanan-makanan dari berbagai negara pun berlimpah ruah, dalam rangka menghormati kami yang beragama Islam. Tentu saja momentum bahagia ini tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup kami. Terimakasih pak Greg, ibu Sally atas semua kebaikan mu. Semoga Allah memberi hidayah kepadamu. Amin YRA. 

Selanjutnya acara book lunch selesai sekitar pukul 14.00 WIB kami pun bergegas kembali ke hotel dan kemudian bertemu kembali dan menghadiri undangan Bapak Greg dan ibu sally di Rumah Makan Beirut, Lebanon, yang berada di daerah jalan Agus Salim. Kami pun menuju ke lokasi ini bareng Ibu Kiki (baca: Naqiyah) seorang dekan fakultas Adab dan Ushuluddin di IAIN Purwokerto. setelah dari Sarinah menuju ke lokasi ini mencoba untuk jalan kaki, lalu naik bajaj dan akhirnya sampai juga. Alhamdulillah. di sana kami bincang-bincang tentang perkembangan kampus kami masing-masing, teknik pemilihan dan pengangkatan rektor pun tak luput dari perbincangan kecil kami di acara dinner tersebut. Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah kami membicarakan tentang launching buku PIES lintas angkatan, yang berisi tentang pengalaman masing-masing peserta selama di negeri Kanguru, yang kemudian disepakati akan dilaunching pada tahun depan bersamaan dengan buku PIES yang akan datang. Selain itu juga membicarakan tentang acara konferensi internasional bagi seluruh alumni  PIES, yang kemudian disepakati akan dilakasanakan di Canberra. Inilah yang kemudian menjadi semangat. Cayoooo.... sampai jumpa insyaallah tahun 2020 kita konferensi internasional yaaa. Bismillah. semuanya lancar. setelah itu, kami kaum perempun yang dipimpin Sally White pun membicarakan tentang projek penelitian tentang hambatan-hambatan perempuan dalam meniti karir baik di kampus maupun di ruang publik lainnya. karena ada indikator utama, bahwa perempuan sebenarnya telah diberikan akses peluang yang sama dengan kaum lelaki dalam berbagai bidang, hanya saja seringkali masih terkendala oleh tugas-tugas domestik. inilah yang kemungkinan akan menjadi projek penelitian kolaboratif antar kampus. Setelah itu kami pun  mengabadikan melalui foto bersama, dan untuk akhirnya kamipun saling berpamitan untuk kembali pulang ke hotel atau tempat tinggal kami masing-masing.

Saya dan ibu Kiki menuju hotel sejenak tempat saya menginap sejak kemarin, hotel QUDS Express yang terletak persis di depan Thamrin city, untuk mengambil barang. Selanjutnya kami menuju Banten, tepatnya di Hotel Aviary Bintaro, untuk melanjutkan mengikuti acara ADIA (asosiasi dosen ilmu-ilmu Adab) yang acaranya dikemas dengan Konferensi Internasional. sekian dulu yaa tulisan ini, saya sudah ngantuk, padahal besok subuh harus mengawal jamaah Masjid kompleks ini untuk mengadakan pengajian subuh sekaligus SABAR (sarapan bareng). salam.

Sidoarjo, 2 September 2018
pukul 01.25 WIB.

Minggu, 19 Agustus 2018

Tulisan Lama, tetapi baru saya posting, karena baru ngeh kalau masih ada tulisan ini..
baiklah semoga bermanfaat ya teman-teman...


Pengalamanku di Weekend ini…


Canberra. Minggu, 22 Mei 2016.

Seperti biasa, walaupun di hari minggu yang kebanyakan student berlibur dg keluarga masing-masing (bagi student yang bawa keluarga), aku selalu pergi ke kantor. Caelah rajin nih yee!! Sebetulnya tidak juga. Ini aku lakukan cuman untuk mengusir homesick yang seringkali mengusikku manakala aku tidak sibuk. Jadi kusibukkan ini harus dijalankan. Maklum temenku, bu nova, sedang berada di Indonesia, dikarenakan ibunya meninggal dunia akibat serangan jantung.
Di tengah-tengah aku lagi gethu nuli di office, tiba-tiba ada pesan masuk via wastApp. Aku mo ke civic nih, ikutan bergabung kah?. Kata temanku di seberang sana. Spontan langsung saja aku jawab, okay. Kapan berangkat? Sekarang. Lima menit lagi, kita go!. Ok. Jawabku lagi. Pikirku kebetulan bangetz nih, ada yang ngajak bareng. Karena sebetulnya aku juga udah niat dari pagi ke civic, maunya jalan sendiri. Eeh alhamdulillah ternyata ada temenku juga. Mereka adalah I dan B. akhirnya kami bertiga berangkat dengan bersepeda. Senang bangetz bersepeda di sana. Suasana alamnya indah. Dan kondisi yang mendukung. Belanja. Terusss…kita duduk-duduk sementara sembari menikmati suasana alam dan pemandangan Canberra. Sembari cerita-cerita. Setelah itu teringat akan souvenir, akhirnya kita putuskan masuk lagi untuk membelinya. Alhamdulillah dapat. Nah…menjelang pulang itulah ada kejadian yang agak lucu sekaligus membikin hatiku deg-degan. Ketika kita mau mengambil sepeda yang diparkir, tiba-tiba ada seorang wanita yang marah-marah. Makanan fried fries yang dibelinya dibuang-buang sembari ngoceh-ngceh gak jelas. Lalu ada seorang pria disampingnya, yang mengatakan kepadanya jagan marah-marah disini. Eh si wanta tadi malah balik menyerang si pria itu dnegan tendangan beberapa kali. Suasana menjadi agak tegang. Aku jujur, merasa ketakutan sekali. Karena aku trauma, pernah dipeluk orang gila di depan kampus. Bener2 kejadian itu membuat aku sangat ketakutan jikalau itu terulang. Tetapi alhamdulillah kali ini tidak. Si wanita itu kemudian pergi berjalan ke arah mall, sembari masih ngomel-ngomel tidak jelas. Prediksi temenku, dia mabok mungkin. Akhirnya kami, bertiga pun melanjutkan perjalanan pulang dengan bersepeda lagi.
Alhamdulillah….sampek office dengan selamat.
Woowww…..merdeka. lanjutkan kerja lagi….!!!






http://digilib.uinsby.ac.id/20131/1/Sejarah%20peradaban%20Islam%202.pdf
http://jurnalfahum.uinsby.ac.id/index.php/qurthuba/article/view/149

Sabtu, 18 Agustus 2018

Pening

Saudara pernahkah anda merasakan hidupmu sedang berada dalam kondisi terburuk..
Seolah hidup tidak ada pilihan lagi. Harus menerima takdir sebagai lakon yang telah ikhlas nrimo atas semua yang ditakdir. Cerita dunk... bagi tips2 nya yaa saudara...

Minggu, 06 Mei 2018

MENJELANG RAMADLAN....


DEMI MASA .....

Berikut adalah salah satu motivasi diri untuk lebih memperhatikan waktu, dikutip dari firman Allah SWT surat al'asr, yaitu:
  
"Demi masa, sesungguhnya manusia adalah dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman
dan yang beramal sholeh
dan juga mereka yang saling mengingatkan 
dalam kebenaran
dan juga mereka yang saling memberi nasihat
dalam bersabar"

Sebuah renungan untuk kita semua sebagai manusia. Waktu terus berlalu, menggilas kehidupan. Tak ada suatu apa pun yang bisa diulang.Kkarena pada hakikatnya... semuanya berjalan menuju ke arah titik nol, yakni sang Maha Pencipta. Kita dulu lahir ke bumi ini tanpa membawa apapun. Kelak pun kita pasti akan kembali tanpa membawa apapun jua, kecuali amal perbuatan kita yang menjadi syafaat bagi kita semua. tentu saja harta dan jabatan akan menjadi sia-sia belaka jikalau tidak digunakan sesuai amanahnya. Bahkan dapat menjadi malapetaka bagi pemiliknya. Astagfirullah.....