FENOMENA RITUAL HAJI YANG MENGGELISAHKAN,
Kawan…. saat ini para jama’ah haji 2011 telah mulai berdatangan kembali ke tanah air. Mereka kembali dari tanah suci setelah melaksanakan serangkaian prosesi ibadah yang demikian spektakuler dalam rukun Islam. Saya lebih senang menyebutnya sebagai ibadah spektakuler, mengingat selain ibadah haji ini merupakan satu-satunya ibadah dalam agama Islam yang membutuhkan biaya tidak sedikit juga merupakan dambaan sebagian besar umat Islam. Sehingga banyak masyarakat kita yang kepergiannya ke tanah suci, merupakan hasil tabungan jerih payahnya selama berbulan-bulan atau bahkan ada yang dalam hitungan tahun. Suatu upaya yang memerlukan niat dan tekad kesungguhan, terutama bagi masyarakat muslim yang memiliki penghasilan pas-pasan tidak berlebihan, dan apalagi jika uang yang diperoleh hanya cukup sebagai penopang biaya hidup dan biaya sekolah anak-anaknya. Sekali lagi, benar-benar suatu ibadah yang tidak murah, membutuhkan pengorbanan lahir-batin serta iman yang kuat atau kesungguhan yang luar biasa.
Saya tidak tahu persis, apakah kepergian mereka ke tanah suci itu semata-mata hanya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, lillah (karena Allah, demi Allah, dan untuk Allah) ataukah ada maksud-maksud lain yang bersifat linnas (karena ingin diakui strata sosialnya di mata manusia). Well, apapun motivasi para tamu Allah itu, bukan bagian dari bahasan catatan saya ini.
Kawan….tahukah kau? Ada fenomena menarik sebetulnya, yang seringkali menjadi renungan saya. Setiap tahun pemerintah kita tercatat sebagai pengirim jamaah haji terbesar di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan, memang negeri ini termasuk sebagai negara yang mempunyai penduduk muslim terbesar. Untuk itu, antusias masyarakatnya pun cukup tinggi dalam berhaji, bahkan antrean untuk berangkat ke tanah suci sangat panjang, -sampai tahun ini- para calon tamu Allah harus ekstra sabar dan menunggu 10 tahun ke depan untuk memperoleh jatah atau nomor porsi berangkat ke tanah suci. Tampaknya situasi yang kurang “nyaman” ini direspon oleh para pebisnis di bidang travel. Banyak travel yang menawarkan jasa-pelayanan menarik, diantaranya menjanjikan masyarakat dapat segera berangkat haji pada tahun ini juga asalkan dapat membayar ONH yang jauh lebih mahal dari hasil ketetapan pemerintah. Travel semacam ini biasanya melalui jalan pintas, tanpa pintu koordinasi dengan pihak pemerintah selaku penyelenggara resmi keberangkatan ibadah haji di negeri ini. Bagi para jamaah yang tergiur dengan tawaran pelayanan travel “jalan pintas” ini, tentu saja tidak lagi memikirkan efek-efek negative yang mungkin timbul di belakang hari. Karena bagi mereka yang penting cepat berangkat walaupun merogoh kocek yang cukup mahal tidak jadi soal. Kenyataan di lapangan, seringkali tidak seindah yang dijanjikan pihak travel, berbagai problema muncul. Seperti para jamaah telantar (seringkali di bandara), tidak mendapatkan visa atau paspor, sehingga tidak jarang jamaah gagal diberangkatkan. Tentu saja, kejadian-kejadian semacam ini tidak saja mengecewakan para jamaah, tetapi juga pihak pemerintah. Padahal mereka sudah melaksanakan persiapan untuk berangkat, misalnya sudah selametan dan pamitan pada tetangga dan sanak kerabat. Bagi yang kurang ikhlas, maka muncul perasaan malu dan lain sebagainya. Namun bagi mereka yang sudah noto ati, tentu menganggap hal ini adalah takdir.
Kawan…. itulah sekilas kesemrawutan pelaksanaan jamaah haji melalui pintu-pintu illegal, akibat “ulah nakal” travel yang tidak bertanggung jawab, yang konon ada di luar control pihak pemerintah. Kok bisa ya?
Baik kembali fokus pada tema tulisan ini. Kawan…Kegelisahan saya ini muncul, terkait dengan ritual ibadah haji yang setiap tahun dilaksanakan oleh seluruh umat Islam di dunia. Mabrur adalah doa dan harapan bagi sebagian besar kita terhadap para jama’ah haji tersebut. Tetapi, benar, seringkali kenyataan tidak seindah dengan yang diharapkan. Pemerintah Indonesia, yang selalu mengirimkan jamaah haji terbesar sedunia, kenyataannya masih merupakan negeri terkorup di Asia Pasifik. Konon menurut catatan badan survey independen dunia dari 146 negara, bahwa Indonesia berada di urutan ke-5 dalam bidang korupsi, dibawa Azerbeijan, Bangladesh, Bolivia dan Kamerun. Sementara di tingkat Asia-Pasifik, Indonesia termasuk 5 besar dan berada diurutan ranking 1, dengan urutan Indonesia, Kamboja, Vietnam, Filipina dan India. Sungguh memalukan.
Lha terus, bagaimana peranan dan kontribusi yang telah diberikan oleh para jamaah haji kita setelah pulang ke tanah air? Akankah potensi jamaah haji umat Islam Indonesia yang demikian besar ini hanya merupakan sekedar ritual belaka atau tepatnya sebagai ritual hampa yang tidak bernilai apa-apa di mata Tuhan? Dimanakah nilai mabrurnya? Apakah setelah melaksanakan ibadah haji hanya sekedar mendapatkan identitas pak haji atau bu haji? Inilah yang patut menjadi renungan kita semua.
Negeri ini sudah berada di titik nadir. Negeri kita ini berada di ambang kehancuran. Bagaimana tidak, suatu bangsa yang memiliki dasar “Ketuhanan Yang Maha Esa, namun pemerintahannya tercatat sebagai negara yang juara korupsi. Selain itu di tingkat masyarakatnya, angka kriminalitas dan penipuan pun masih cukup tinggi, belum lagi kalau kita melihat bagaimana carut-marutnya si pengambil kebijakan yang tidak tuntas-tuntas dalam mengusut para koruptor. Trus juga betapa tingginya angka kenakalan remaja, mulai yang tawuran, nyabu, ataupun yang pornoaksi. Benar-benar mengerikan dan sekaligus menyedihkan. Inilah kawan sekelumit catatan yang barangkali tidak bermakna apa-apa karena memang saya bukanlah siapa-siapa. Namun saya membuat catatan ini sekedar ingin menumpahkan kegalauan di hati, karena saya merasa sebagai bagian dari bangsa ini. Apa yang salah dengan negeri kita saat ini? Renungkan youk…. dan mari kita berpikir bersama-sama agar kita dapat berbuat yang lebih baik bagi negeri ini….smoga diantara kita masih memiliki asa dan hati yang jernih untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang hebat dalam berprestasi. Dan masih boleh khan jika setetes asa ini saya titipkan bagi para jamaah haji yang baru datang dari tanah suci…. Smoga!!!